Lembaga Riset Padi Internasional (IRRI) dalam satu risalahnya melihat ancaman itu nyata berdasarkan dua tren universal yang diprediksi oleh semua model perubahan iklim sejauh ini. Pertama, suhu akan meningkat sehingga menambah stres panas dan menaikkan permukaan air laut. Kedua, penyimpangan iklim akan semakin sering dan tajam.
Bagi lokasi tertentu kenaikan suhu bisa membawa dampak positif, bisa tanam padi satu atau dua kali setahun. Tetapi secara keseluruhan, dampak perubahan iklim terhadap produksi padi dunia akan negatif. International Food Policy Research Institute (IFPRI) memperkirakan pada tahun 2050 produksi padi dunia turun 15% dan harga naik 12%.
Gejala Merugikan
IRRI membeberkan berbagai gejala akibat perubahan iklim yang bisa merugikan produksi padi, yakni kenaikan permukaan air laut, benaman air, salinitas, meningkatnya suhu dan karbon dioksida, kelangkaan air, hama, penyakit dan gulma.
Kenaikan suhu mencairkan kutub, permukaan air laut akan naik mencapai 1 meter pada akhir abad 21. Kebanyakan padi ditanam di dataran rendah, kawasan pantai, termasuk delta-delta. Sekitar 20 juta ha areal pertanaman padi dunia sudah mulai mengalami genangan yang membenamkan tanamam padi. Salinitas lahan juga meningkat sehingga menurunkan hasil padi. (Sinar Tani)